Sabtu, 26 Februari 2011

"Perkembangan Dan Sasaran Umum Investasi"

Sebelum menjelaskan tentang Perkembangan Dan Sasaran Umun Investasi untuk itu kita harus mengetahui teori teori tentang investasi

Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal

Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.

Beberapa produk investasi dikenal sebagai efek atau surat berharga. Definisi efek adalah suatu instrumen bentuk kepemilikan yang dapat dipindah tangankan dalam bentuk surat berharga, saham/obligasi, bukti hutang (Promissory Notes), bunga atau partisipasi dalam suatu perjanjian kolektif (Reksa dana), Hak untuk membeli suatu saham (Rights), garansi untuk membeli saham pada masa mendatang atau instrumen yang dapat diperjual belikan.

  • Invertasi Tanah- diharapkan dengan bertambahnya populasi dan penggunaan tanah; harga tanah akan meningkat di masa depan.
  • Investasi pendidikan- dengan bertambahnya pengetahuan dan keahlian, diharapkan pencarian kerja dan pendapatan lebih besar.
  • Investasi Saham- diharapkan perusahaan mendapatkan keuntungan dari hasil kerja atau penelitian

Selain dapat menambah penghasilan seseorang, investasi juga membawa risiko keuangan jika investasi tersebut gagal. Kegagalan investasi disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah faktor
keamanan(baik dari bencana alam)

9.1 PERKEMBANGAN DA SASARAN UMUM INVESTASI !
 Semenjak diberlakukannya Undang-undang No.1/Tahun 1967 .No.11/Tahun 1997 tentang PMA dan undang-undang no.6/Tahun 1968 no 12/tahu 1970 tentang PMDN,investasi cendrung terus meningkan dari waktu ke waktu.Walaupun demikian,pada tahun-tahun tertentu sempat juga terjadi penurunan.Kecendrungan peningkatan bukan hanya berlangsung pada investasi oleh kalangan masyarakat atau sektro swasta,baik PMDN maupun PMA, namaun juga penanaman modal oleh pemerintah.Ini berarti pembetukan modal domestik bruto meningkat dari tahun ke tahun..

Penamnaman modal oleh dunia usaha meningkat pesat terutama dalam dasawarsa 1980-an sesudah pemerintah meluncurkan sebuah paket kebijksanaan deregulasi dan debirokratisasi.Dalam dasawarsa 1970-an bagian terbesar penanaman modal negri berasal dari sektor pemerintah.Keadaan tersebut sekarang terbalik.Selama paruh pertawa dasawarsa 1990-an sebagian besar investasi domestik berasal dari dunia usaha dan masyarakat.Investasi oleh pemerintah sendiri juga tetap bertambah sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akan sarana dan prasarana serta pelayanan dan dasar lainnya

Dalam pembiayaan pembangunan sepanjang PJP 1 telah terjadi peningkatan pesat investasi.Apabila pada awal PJP 1 nilai investasi total (diukur dengan harga konstan tahun 1983) baru mencapai angkka Rp 3,7 Triliun,pada tahun 1992 nilai itu sudah mencapai bilangan Rp 34,7 Triliun.Itu berarti setiap tahun investasi naik dengan lanju rata rata sekitar 10 persen.Sepanjang kurun waktu itu peranan sektor swasta dalam keseluruhan investasi nasional sangat fluktuatif.Pada masa sepuluh tahun pertama,maksudnya tahun 1970-an,peranan investasi swasta mengalami penurunan seirung engan meningkatnya pesat investasi pemerintah.Pada masa sewindu berikutnya,periode awal 1980-an hingga tahun1987,sejalan dengan merosotnya penerimaan pemerintah dari sekto minyak bumi serta membekaknya pembayaran utang luar negri,peranan investasi pemerintah menurun.Sebaliknya,peranan investasi swasta meningkat,kemudian,sejajar dengan membaiknya lagi penerimaan pemerintah namun kali ini berkat kenaikan pesat penerimaan pajak,peranan investasi pemerintah pun meningkat kembali sehingga kontribusi relatif investasi swasta sedikit menurun.

Perkembangan investasi sepanjan PJP I bahkan melebihi pertumbuhan produks nasional.Rasio investasi terhadap produksi nasional melonjak cukup berarti,dari semula 18 persen kemudian 30,5 persen.lonjakan rasio ini merupakan pertanda kenaikan kapasitas produksi nasional.Semua itu dimungkinkan berkat kenaikan dalam sumberr pembiayaannya,baik dari tabungan dalam negri maupun dari dana luar negri.Tabungan domestik meningkat dengan laju rata rata 12,6 persen per tahun.Peranan tabungan domestik dalam pembiayaan investasi telah meningkat dari 82 persen pada Pelita I Menjadi sekitar 91 persen pada pelita V.

Disektor investasi swasta,selama periode 1 januari 1967 hingga 15 juli 1994 secara kumulatif telah disetujui sebanyak 8703 proyek PMDN dengan nilai total Rp275.413,7 Miliar.Dalam kurun waktu yang sama jumlah PMA yang disetujui sebanyak 2.907 proyek dengan nilai total US$83.945,6 juta.Namun dari jumlah jumlah yg disetujui itu,realisasi kumulatif hanya 5649 proyek PMDN dengan nilai total 82,949 persen.Sedangkan realisasi kumulatif PMA hana 1649 proyek (56,72 persen) dengan nilai total US$26.742 juta (31,86 persen).Mayoritas Investasi oleh pihak swasta tertanam disekto sekunder atau sektor industri pengolahan (manufacturing),baik PMDN maupun PMA,baik dilihat berdasarkan jumlah proyek maupun berdasarkan nilai investasinya

Dilihat secara regional,sebagian besar proyek-proyek PMDN dan PMA berlokasi di wilayan Propinsi Jawa Barat dan DKI jakarta,baik tatkalah persetujuannya diterbitkan maupun sesudah proyek proyek itu diwujudkan.Dalam perbandingan antar pulau,63,3 persen nilai MDN terkonsentrasi di Pulau Jawa.Proporsi nilai PMA yang menumpuk dipulau ini lebih besar lagi,67,5persen(Angka-angka dihitung berdasarkan data persetujuan kumulatif sampai dengan 15 juli 1994).Khusus mengenai PMA,nilai investasi terbesar berasal dari Jepang.Para investor dari negri matahari terbit ini menguasai sekitar seperlima nilai PMA di Indonesia,termasuk nilai proyek-proyek patungannya dengan beberapa negara.

Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam mencerahkan iklim investasinya di masa datang,baik secara internal di dalam negri sendiri maupun secara eksternal dari negara lain.Di dalam negri,tantanagn itu antara lain masih belum memadainya ketersedian sarana dan prasarana perekonomian yang berupa barang barang publik.Sementara keuangan pemerintah justru harus dikelola lebih efisien,kalangan swasta biasanya enggan atau tidak tertarik untuk menanam modal bagi penyediaan barang publik.

Berdampingan dengan tantanan-tantangan yang dihadapi,tentu saja terdapat berbagai peluang yang kita miliki.Peluang tersebut misalnya kemantapan situasi politik di tanah air,perkembangan mengesankan dalam kualitas sumberdaya manusia,keterbukaan perekonimian kita serta keberhasilan pembangunan selama ini yang tentu saja merupakan kredibilitas tersendiri.Di tengah tantagan dan peluang-peluang itulah pemrintah mencanagkan target-target tertemtu untuk investasi di masa datang.

Berikut adalah Tabel Investasi Dari tahun 1990 s/d 2007

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Investasi
              Buku Perekonomian Indonesia Pengarang : "Dumairy"

1 komentar: