Kamis, 03 Januari 2013

"Euforia Masayarakat Jakarta Menyambut Gubernur Baru"



Tanggal 20 September 2012 telah dilaksanakan pilkada putaran kedua di DKI Jakarta berjalan lancar dan aman,relatif tanpa di warnai kejadian negatif yang berarti. Keadaan konfusif ini tentu di harapkan semua pihak sampai dengan nanti dilantiknya Guberur/Wakil Gubernur terpilih(yang baru), dan seterusnya bahkan menjadi lebih baik lagi

Banyak kita lihat dan dengan di daerah lain berlangsung kacau penuh perkara dan pertikaian,sampai banyak mengorbankan pikiran,waktu,tenaga,harta-benda bahkan nyawa yang sia-sia.Hal ini terjadi karena banyak pihak mengedepankan nafsu angkara murka yang penuh egoisme dan emosi, dan menyampinkan akal sehat dan hati-nurani.

Pilkada DKI Jakarta tanggal 20 september 2012 kemarin memberikan semangat dan rasa bangga serta haru bagi kami dan juga bangsa indonesia, yang mampu melaksanakan proses demokrasi secara baik dan beradab, dan pantas menjadi contoh yang baik dalam pelaksanaan demokrasi, bahkan(mungkin) sebagai contoh yang baik pelaksanaan demokrasi di dunia
Terpilihnya Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 meninggalkan catatan yang fenomenal.Baik secara personality hingga ke ranah politisi.Banyak sisi menarik yang layak dikupas dan dibahas seputar profil Si Tukang Kayu itu, bahkan Jokowi mampu menjungkirbalikan konstelasi politik di daerah yang selama ini terkenal dengan kemapanan politiknya
Tidak dapat dipungkiri lagi,Jokowi mampu “menyihir” perpolitikan nasonal dengan gayanya yang khas,sampai tujuh stasiun televisi nasional menayangkan secara langsung pelantikannya, benar benar sebuah fenomena yang tidak dapat dicerna dengan singkat

Bahkan warga Kota Solo pun setengahnya “keberatan” atas terpilihnya Jokowi tersebut.Kenyataan ini justru sebagai bukti bagaimana Jokowi mampu menempatkan rakyat pada posisi yang semestinya
Masih ada satu fenomena lagi setelah kepindahan Jokowi ke Jakarta yang perlu mendapat perhatian, hal itu adalah euforia. Ya kemenangan Jokowi memang membuat beberapa kelompok masyarakat meluapkan kegembiaraan sebagai ungkapan kekaguman,Kondisi ini sebenarnya sah-sah saja.Akan menjadi suatu yang ganjil dan kurang elegan manakala ada upaya mobilitasi pejabat publik untuk mengungkapkan euforia itu secara masif.Apakah cara pamitan beberapa waktu lalu masih dirasa kurang? Dengan dalih apapun seperti kunjungan kerja misalnya kenyataannya waktunya menjadi tidak tepat.

Waktu pelantikan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama tinggal menghitung hari. Badan Musyawarah (Bamus) DPRD DKI Jakarta memutuskan pelantikan keduanya akan dilaksanakan pada Senin (15/10/2012) pekan depan. Sejumlah persiapan mulai dilakukan. Diawali dengan disebarnya 2.000 undangan, geladi kotor acara pelantikan, dan tak ketinggalan melobi para pedagang yang sehari-hari mangkal di depan Gedung DPRD.

Pelobian pedagang itu dilakukan oleh pihak DPRD DKI Jakarta. Tujuannya untuk menyajikan jajanan gratis bagi warga yang hadir langsung di lokasi saat acara pelantikan digelar. Diah (50), seorang pedagang minuman botol di Jalan Kebon Sirih, persis di depan Gedung DPRD, mengatakan, pada Kamis (11/10/2012) kemarin ada dua petugas dari lingkungan DPRD mendatangi para pedagang yang mangkal di area tersebut.

Mereka mengajak para pedagang untuk ikut memeriahkan acara pelantikan dengan menggratiskan seluruh dagangannya. Sebagai kompensasi, seluruh dagangan yang digratiskan saat acara pelantikan Jokowi akan diganti dengan sejumlah uang sesuai dengan harga dan jumlah yang dipesan.
Wanita yang telah berjualan di area ini sejak 1979 itu mengaku bisa menjual ratusan minuman botol setiap harinya. Khusus untuk acara pelantikan, ia meminta diganti harga minuman per botolnya seharga Rp 3.000 untuk tiga jenis minuman botol, yakni Aqua, Teh Botol Sosro, dan Estee.

"Kemarin ada yang datang dari dalam dan berseragam. Kita semua diminta nyiapin fotokopi KTP, tapi sampai sekarang belum ada kabar lagi padahal waktunya udah mepet," kata Diah saat ditemui Kompas.com di lokasi, Jumat (12/10/2012) siang.
Sama halnya dengan Anto (45), pedaga
ng mi ayam yang telah mulai berdagang di kawasan ini sejak lulus dari bangku sekolah dasar. Secara khusus ia diminta  menyiapkan 100 porsi mi ayam saat pelantikan berlangsung. Padahal, setiap harinya ia bisa menjual 200 porsi dengan harga per mangkuknya Rp 8.000.

"Saya coba minta ditambah pesanannya jadi 150 mangkuk. Kalau nggak bisa, setelah habis 100 mangkuk, saya akan jualan sendiri di luar gedung," tuturnya.
Saat pelantikan Jokowi-Basuki nanti diperkirakan banyak warga yang ingin menyaksikan langsung dari lokasi pelantikan di Gedung DPRD DKI Jakarta. Untuk mengantisipasinya, pihak kepolisian dan dinas perhubungan ikut dilibatkan, termasuk kemungkinan rencana penutupan Jalan Kebon Sirih apabila situasinya tidak memungkinkan untuk dilewati. Pada hari itu, area nonton bareng acara pelantikan juga disiapkan, termasuk gelaran pesta rakyat di dalamnya.



Sumber : 
 http://politik.kompasiana.com/2012/09/21/pilkada-dki-jakarta-2012-patut-menjadi-patokan-benchmark-pemilupilkada-di-indonesia-488819.html
http://sosbud.kompasiana.com/2012/10/16/euforia-menyambut-jokowi-501625.htm
http://megapolitan.kompas.com/read/2012/10/12/15495721

Tidak ada komentar:

Posting Komentar